Langsung ke konten utama

Kerangka dan Penalaran Karya Tulis Ilmiah #BINDONESIA pt.9

Dalam kehidupan sehari-hari kita kerap kali menghadapi masalah, peristiwa dan pilihan yang mengharuskan diri kita untuk dapat memahami, menghadapi serta mencari solusi. Dengan tujuan mencari jalan keluarnya. Disini peran penalaran kita butuhkan dalam pencapaiannya. Sebab dengan penalaran kita dapat mengetahui cara atau tahapan dalam proses pemahaman dan penarikan kesimpulan sehingga menghasilkan sebuah informasi yang sebelumnya kita tidak ketahui. Di dalam proses penalaran kita juga telah merasakan proses berfikir secara induktif yang merupakan cara berfikir dimana dalam menarik suatu kesimpulan dimulai dari yang bersifat umum dari berbagai kasus ke yang bersifat individual. Sedangkan berfikir deduktif yaitu cara berfikir dalam rangka menarik kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus (individual) kemudian dilanjutkan dengan pernyataan bersifat umum. Yang dimana fungsi dari proses tersebut amatlah dibutuhkan pada saat kita menarik kesimpulan.

1.     Pengertian Penalaran Ilmiah

     Adalah suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata alur dari pernyataanlain, penalaran adalah proses berfikir yang sistematis dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan atau informasi yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Mengesampingkan unsur emosi, sentiment pribadi atau sentiment kelompok. Dan  tetap berdasarkan pada keilmuan.

Ciri-ciri Penalaran :  

  • Adanya suatu pola piker yang secara luas disebut logika.
  • Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. 
  • Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru.
  • Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh.

Tujuan Penalaran

     Tujuan dari penalran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.

Ada dua jenis metode penalaran secara umum :

1.      Penalaran Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:

1. Dasar pemikiran utama (premis mayor)

2. Dasar pemikiran kedua (premis minor)

3. Kesimpulan

Jenis penalaran deduktif  yaitu:

1)     Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

2) Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

3)   Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

4)  Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:

Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.

Premis minor  : Bob adalah siswa kelas X SMA

Kesimpulan    : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi

·  CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
  Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.

Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.

A.     Penarikan simpulan secara langsung

     Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.


Simpulan secara langsung :

1. Semua S adalah P. (premis)

Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua manusia mempunyai rambut. (premis)

Sebagian yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)

2. Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua pistol adalah senjata berbahaya. (premis)

Tidak satu pun pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)

3. Tidak satu pun S adalah P. (premis)

Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun gajah adalah jerapah. (premis)

Semua gajah adalah bukan jerapah. (simpulan)

 

4. Semua S adalah P. (premis)

Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)

Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kucing adalah berbulu. (premis)

Tidak satu pun kucing adalah tak berbulu. (simpulan)

Tidak satu pun yang tak berbulu adalah kucing. (simpulan)

 

B.     Penarikan simpulan secara tidak langsung

 

   Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:

1. Silogisme

     Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Contohnya:

-  Semua manusia akan mati

-  Ani adalah manusia

Jadi, Ani akan mati. (simpulan)

-  Semua manusia bijaksana

-  Semua dosen adalah manusia

Jadi, semua dosen bijaksana. (simpulan)

 

2. Entimen

     Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contohnya :

-  Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari

-  Pada malam hari tidak ada sinar matahari

Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis.

-  Semua ilmuwan adalah orang cerdas

-  Anto adalah seorang ilmuwan.

Jadi, Anto adalah orang cerdas.

Jadi, dengan demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.

 

2.      Penalaran Induktif

   Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.

Contoh:

Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai

Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

 

Ciri-ciri Paragraf Induktif

1.      Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus

2.      Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus

3.      Kesimpulan terdapat di akhir paragraph

4.      Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas

5.      Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph

6.      Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama

7.      Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus

8.      Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama

Jenis Paragraf Induktif :

·         Generalisasi

·         Analogi

·         Klasifikasi

·         Perbandingan

·         Sebab akibat (terbagi menjadi tiga jenis)

          - Sebab akibat

          - Akibat sebab

          - Sebab akibat 1 akibat 2

Pengertian Paragraf Generalisasi

Kata kunci: “General = umum”

   Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili

Contoh Paragraf Induktif Generalisasi

Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang. A.S. Broto (ed.)

Pengertian Paragraf Analogi

    Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh Paragraf Induktif Analogi

Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.

Pengertian Paragraf Sebab Akibat

    Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh Paragraf Induktif Sebab Akibat

Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Pengertian Paragraf Akibat Sebab

   Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Contoh Paragraf Induktif Akibat Sebab

Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik.

Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

Pengertian Paragraf Sebab Akibat 1 Akibat 2

   Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh Paragraf Induktif Sebab Akibat 1 Akibat 2

Baru-baru ini petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng. Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu.

 

Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)

  Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir deduktif dengan cara berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis.

Misalkan seorang siswa yang apabila sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudian secara induktif  kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.

 

Salah Nalar

 Salah nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan. Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.

 

Yang termasuk penalaran ilmiah adalah

  Penulisan ilmiah, yaitu suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan, atau informasi yang berasal dari kata primer dan atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer, yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan/observasi. Dapat juga dari informasi sekunder, yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penelitian, jurnal, majalah, maupun buku.

karya tulis ilmiah, yaitu tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenerannya.
Atas dasar itu, sebuah karya ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu:

1) Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

2) Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggyunakan metode ilmiah.

3) Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.

2.     Proposisi

  Adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

 

Jenis-Jenis Proposisi

Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :

 

1. Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

 

a. Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.

Contoh :

Semua petani harus bekerja keras.

Setiap pemuda adalah calon pemimpin

b. Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Contoh :

Semua petani harus bekerja keras dan hemat.

Paman bernyanyi dan menari.

 

2. Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu :


a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.

Contoh:

Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.

Semua daun pasti berwarna hijau.

b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional : Jika hari mendung maka akan turun hujan

Contoh proposisi kondisional hipotesis : Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.

Contoh proposisi kondisional disjungtif : Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

 

3. Berdasarkan Kualitas

Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:


A. Positif (afirmatif) : proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.

Contoh:

Semua dokter adalah orang pintar

Sebagian manusia adalah bersifat sosial


B. Negatif : proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.

Contoh:

Semua harimau bukanlah singa

Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok

 

4. Berdasarkan Kuantitas

   proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1) Umum : Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.

Contoh:

Semua gajah bukanlah kera

Tidak seekor gajah pun adalah kera

2) Khusus : predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.

Contoh:

Sebagian mahasiswa gemar olahraga

Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi

 

4.  Inferensi dan Implikasi penalaran ilmiah

 

Definisi inferensi

   Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika. Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan).  

 

Jenis-jenis Inferensi

1. Inferensi Langsung : Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.

Contoh  Inferensia Langsung : Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.

(Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati).

2. Inferensi Tak Langsung : Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.

Contoh Inferensi Tak Langsung :

A : Saya melihat ke dalam kamar itu.

B : Plafonnya sangat tinggi.

Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.

      C : kamar itu memiliki plafon.

Implikasi

 Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, implikasi bisa dilihat. Apabila dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu bernafas". Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang diajar dengan metode "A" lebih kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.
  Dengan demikian, dengan menggunakan metode belajar "A" kita bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang baik. Setelah itu perlu juga untuk dihubungkan dengan konteks penelitian yang telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas berapa? seperti apa karakteristik sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah, memang sudah seharusnya implikasi penelitian dilakukan secara spesifik layaknya karakteristik di atas.

 

5. Wujud Evidensi Penalaran Ilmiah

 

  Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi.   Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan dan penegasan. Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.

 

6. Cara Menguji Data Penalaran Ilmiah

   Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.

 

a. Observasi (metode pengamatan langsung) : metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat, melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian-kejadian yang ada.

 

b. Kesaksian : Keharusan menguji data dan informasi, tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Kadang-kadang sangat sulit untuk mengharuskan seseorang mengadakan observasi atas obyek yang akan dibicarakan. Kesulitan itu terjadi karena waktu, tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi hal itu penulis atau pengarang dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain, yang tidak mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan itu.

 

c.  Autoritas : Cara ketiga yang dapat dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka dalam bidang itu.

 

Cara Menguji Fakta

a. Konsistensi : Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain.

 

b. Koherensi : Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan dipergunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, ia harus meyakinkan pembaca bahwa karena pembaca setuju atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang menemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.

 

Dewasa ini, siswa-siswa sekolah menengah atas bahkan sudah diberi pengajaran dasar untuk menulis karya ilmiah yang bagus. Tujuannya adalah agar para siswa ini tidak mengalami kesulitan nanti jika sudah waktunya mengerjakan karya ilmiah yang lebih serius untuk perguruan tinggi. Kondisi akademis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terus membutuhkan peneliti-peneliti muda juga turut memperkuat urgensi ini.

Nah, kali ini kami akan menyajikan cara yang benar untuk membuat kerangka dan struktur katya ilmiah. Simak penjelasan di bawah ini.

  1. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan

Kerangka karangan adalah susunan rencana atau skema kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan kita tulis atau bahas, rancangan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

Bisa dibilang, membuat kerangka karangan adalah salah satu metode dalam pembuatan karangan berupa pemetaan topik kedalam sub-sub topik yang nantinya dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci. Adanya kerangka karangan akan membuat tulisan lebih teratur, memudahkan tahapan pencarian referensi lanjutan, dan tentunya, menghindarkan kita dari bahaya menuliskan bahasan yang sama dua kali.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai membuat kerangka karangan adalah:

  1. Merumuskan tema dan menentukan judul karya ilmiah. Pastikan kita memilih tema dan materi yang kita kuasai dan, kalau mungkin, kita senangi. Setelahnya, pilihlah judul yang singkat namun menarik.
  2. Memastikan bahan referensi. Kita harus sudah memiliki bayangan di mana saja kita bisa mendapatkan sumber informasi, rujukan, dan sampel untuk penelitian kita. Karena penelitian tanpa data sokongan yang kredibel tidak bisa disebut sebagai karangan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
  3. Memiliki rancangan dasar. Walaupun begitu rinci, kita harus sudah memiliki jawaban-jawaban dari pertanyaan bayangan atas apa yang akan kita teliti. Hal ini kembali ke pertanyaan-pertanyaan dasar karya ilmiah; seperti sebutlah, kita akan mengadakan penelitian tentang penggunaan kompor gas di antara kaum ibu-ibu di Desa Sumberwudi, Kecamatan Lamongan. Pertanyaan yang harus dijawab adalah: Apa? Jawabannya yakni penggunaan kompor gas. Siapa? Penggunanya, dalam hal ini adalah target penelitian, yaitu kaum ibu-ibu. Di mana? Di Desa Sumberwudi Kecamatan Lamongan. Mengapa? Karena di daerah pedesaan yang masih berada di tepian hutan, beberapa orang masih suka menggunakan tunggu berbahan bakar kayu. Kapan? Rentang penelitian kita termasuk menanyakan sejak kapan seorang pengguna tunggu kayu beralih ke kompor gas, atau sebaliknya. Bagaimana? Cara untuk mengetahuinya adalah kita mendatangi setiap rumah di sana dan mengadakan wawancara.
  4. Mulai menulis struktur. Baru setelah kita yakin, kita bisa beralih ke langkah selanjutnya, yaitu merancang struktur atau kerangka karya ilmiah kita.

 

  1. Pembuatan Struktur dan Kerangka Karya Ilmiah

Pada dasarnya, sebuah struktur dan kerangka karya ilmiah masih terbagi menjadi dua jenis tergantung pada jenis metodologi penelitian yang kita ambil. Dua ragam itu adalah:

1.Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengujian teori dan berkaitan dengan permasalahan penelitian dalam lingkup ruang berpikir yang tertuang dalam wujud hipotesis penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif bisa melalui survei dan eksperimen.

Kerangka penelitian kuantitatif memiliki struktur sebagai berikut:

Judul Penelitian

I. Pendahuluan

  1. Latar Belakang
  2. Identifikasi Masalah
  3. Pembatasan Masalah
  4. Perumusan Masalah
  5. Tujuan Umum Penelitian
  6. Manfaat Penelitian

 

II. Landasan Teori, Kerangka Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis

  1. Deskripsi Teori
  2. Penelitian yang Relevan
  3. Kerangka Berpikir
  4. Hipotesis Penelitian

 

III. Metode Penelitian

  1. Tujuan Khusus Penelitian
  2. Waktu dan Tempat Penelitian
  3. Variabel Penelitian
  4. Metode Penelitian
  5. Teknik Pengambilan Sampel
  6. Teknik Pengumpulan Data
  7. Teknik Pengolahan Data

 

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

  1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
  2. Pengujian Persyaratan Pengolahan Data
  3. Pengujian Hipotesis
  4. Interpretasi dan Pembahasan

 

V. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

  1. Kesimpulan
  2. Implikasi
  3. Saran

 

Daftar Pustaka

Lampiran

 

  1. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif bisa juga disebut penelitian naturalistik, dan acuannya lebih banyak terletak pada konteks penemuan (context of discovery). Hasil dari penelitian kualitatif lebih banyak dimaksudkan untuk menemukan sesuatu yang bisa dijadikan hipotesis bagi penelitian selanjutnya. Struktur penelitian dengan meode kualitatif adalah:

Judul Penelitian

I. Pendahuluan

  1. Latar Belakang dan Alasan Permasalahan
  2. Perumusan Masalah
  3. Tujuan Penelitian
  4. Manfaat Penelitian

 

II. Landasan Teori

III. Metodologi Penelitian

  1. Pemilihan Lokasi, Subyek Penelitian, dan Penjajakan Awal
  2. Strategi dan Teknik Penelitian
  3. Pengumpulan dan Penentuan Data
  4. Analisis Data
  5. Logika dan Jadwal

 

IV. Rencana Pemeriksaan Keabsahan Data

  1. Triangulasi
  2. Audit Trail

 

V. Hasil Penelitian

  1. Deskripsi Data
  2. Analisis dan Interpretasi Data
  3. Klarifikasi dan Konfirmasi dengan Teori

 

VI. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Lampiran

Ketelitian dan kecermatan adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam membuat karya tulis ilmiah. Sebab itu, mulailah memerhatikan hal-hal dasar seperti struktur dan kerangka seperti paparan kami kali ini.  Semoga banyak membantu. Akhir kata, selamat berkarya.

 


Komentar

  1. Nama: Valentino Andre Syahputra
    Nim:19110096

    BalasHapus
  2. Nama : Anggun Fradila
    NIM : 19110009
    Semester : 2-D

    BalasHapus
  3. nama: serlin risvandi sari
    nim: 19110079
    kelas: 2C

    BalasHapus
  4. Nama : Silvia Anggraeni
    NIM : 19110081
    Kelas 2D

    BalasHapus
  5. Nama : Tatiana Dwi Lestari
    NIM : 19130092 (Transfer)
    Kelas : 2C

    Pertanyaan : Pak, bagaimana cara mentukan Trianggulasi Data dan Audit Trail dalam Tehnik Keabsahan Data di dalam penelitian kualitatif ?

    BalasHapus

  6. Nama : Fernanda Ardiansyah
    Kelas : 2 D
    Nim : 19110034

    BalasHapus
  7. Nama: Andina Yulianti
    NIM: 19110007
    Semester: 2B

    BalasHapus
  8. Nama : Nabilah Aulia Belqis
    NIM : 19110063
    Semester 2A

    BalasHapus
  9. Nama: Edi Purwanto
    NIM: 19110026
    Semester:2C

    BalasHapus
  10. Nama : Jovita Kusumaningtyas
    NIM : 19110045
    Kelas : 2 C

    Pertanyaan : Contoh Keabsahan data Audit Trail itu seperti apa ya pak?

    BalasHapus
  11. Nama : Fitri Amalia
    NIM / Kelas : 19110036 / 2C

    BalasHapus
  12. Nama : Harry santoso
    Kelas. : 2-B
    Nim. : 19110039

    BalasHapus
  13. Nama : Emanuel Silvester N.D
    Kelas : 2-D
    NIM : 19110031

    BalasHapus
  14. Nama : Rieffa Nur Rochma
    Kelas : 2C
    NIM : 19110071

    Pak contoh analisi dan interpretasi data itu yang kayak gimana ya pak?

    BalasHapus
  15. Nama : Bambang irawan
    Kelas : 2 - D
    Nim : 19110015

    BalasHapus
  16. Nama : ivathurrochmah
    kelas : 2-C
    Nim : 19110043

    BalasHapus
  17. Nama: Nanda Aira Nur Anisa
    Kelas: 2A
    Nim: 19110064

    BalasHapus
  18. Nama : Rendy aji saputra
    Nim : 19110069
    Kls : 2-D

    BalasHapus
  19. Nama : Reynaldi Firstyananda Eppata
    Nim : 19110079
    Kelas : 2D

    BalasHapus
  20. Nama : Chintya Dwi D P
    Kelas / NIM : 2C / 19110102

    Pak penalaran jenis apakah yang lebih efektif dan efisien untuk dilakukan dalam proses audit keuangan?

    BalasHapus
  21. Nama : Muhammad fariz ardiansyah
    Kelas : 2-C
    NIM : 19110060

    BalasHapus
  22. Nama : Irvania pramuswari
    NIM : 19110042
    Semester : 2B

    BalasHapus
  23. Nama : Reynaldi Firstyananda Eppata
    Kelas : 2D
    Nim : 19110070

    BalasHapus
  24. Nama: Lilik Kurniawati
    NIM: 19110047
    Semester: 2C

    BalasHapus
  25. Nama : Danu Rahmat Manunggal
    Kelas : 2C
    NIM : 19110017

    BalasHapus
  26. Nama: Nuris shobah
    Nim : 19110068
    Semester 2D

    BalasHapus
  27. Nama: Yohanes Deo Krisna Anugrah
    Kelas: 2C
    NIM: 19110097

    BalasHapus
  28. Nama : Noer Rohmah Diah A'yuni
    Nim : 19110066
    Semester : 2 - D

    BalasHapus
  29. Nama : Dyah Nita Nuraini
    NIM : 19110025
    Semester : 2-D

    BalasHapus
  30. Nama : Fernando Cornilus Tortet
    NIM : 19110035
    Semester : 2C

    BalasHapus
  31. Nama : M Rizqi Santoso
    Kelas : 2D
    Nim : 19110053

    BalasHapus
  32. Nama : Novia Nur Handayu
    Nim : 19110067
    Semester : 2 - D

    BalasHapus
  33. Nama : Adam Kumambong
    Kelas : 2A
    NIM : 19110001

    BalasHapus
  34. Nama :Febriyanti Tirtana
    Nim: 19110094
    Semester: 2-D

    BalasHapus
  35. Nama : Miftahul Janah
    Nim : 19110056
    Semester : 2-D

    BalasHapus
  36. Nama : Tarisya Dinda Oktaviani
    NIM : 19110084
    Kelas : 2 - B

    BalasHapus

  37. Nama: Fachrul Fauzi
    Kelas: 2-D
    Nim: 19110033

    BalasHapus
  38. Nama: Bagas Ramadhani Putra Prasetya
    Kelas: 2B
    NIM: 19110013

    BalasHapus
  39. M.Masychur Chisyam Al-Chudri
    19110062
    Semester 2-B

    BalasHapus
  40. Nama : Arya Diva Crisviyan
    Kelas : 2-B
    Nim : 19110010

    BalasHapus
  41. Nama: Ardiansyah Aji Saputra
    Kelas:2B
    NIM:19110110

    BalasHapus
  42. Nama : Zalza Galathea Y.S
    NIM : 19110099
    Semester 2A

    BalasHapus
  43. Nama: Maulidia Silfia
    NIM: 19110107
    Kelas: 2C

    BalasHapus
  44. Nama : Emanuel Silvester N.D
    Nim : 19110031
    Kelas: 2-D

    BalasHapus
  45. Nama : Vani Putri pradana
    Nim : 19110086
    Kelas 2-D

    BalasHapus
  46. Nama:fery Andrianto
    Nim:161011389
    Kelas:2d

    BalasHapus
  47. Nama : Aditia Prayuda Kusuma
    Nim : 19110003
    Kelas : 2A

    BalasHapus
  48. Nama : M. Husnul Khuluq
    NIM : 19110061
    Kelas : 2B

    BalasHapus
  49. Nama : Helena Theodora
    NIM : 19110111
    Kelas : 2B

    BalasHapus
  50. Nama : Sarah Jamil
    Nim : 19110078
    Kelas : 2B

    BalasHapus
  51. Nama : Talitha Zahrah Adnindia
    Kelas : 2D
    NIM : 19110083

    BalasHapus
  52. Nama : Shevandrio Alsyabilah B.P
    NIM : 19110080
    Kelas : II-B

    BalasHapus
  53. Nama : Masrifat Hidayat
    NIM : 1911054
    Kelas : 2a

    BalasHapus
  54. Nama: Nathasya Amanda
    NIM: 19110065
    Kelas: Semeseter 2-C

    BalasHapus
  55. Nama : Dika Via Ardana
    Kelas : 2D
    NIM : 19110020

    BalasHapus
  56. Nama : Firman bagus alfaris
    Semester 2D
    Nim 19110115

    BalasHapus
  57. Nama : Salsabila R. Hakim
    Semester 2B
    Nim 19110077

    BalasHapus
  58. Nama : Fahmi abdillah
    Kelas : 2D
    Nim : 19110032 .

    BalasHapus
  59. Nama :Ellen Oktaviana
    Kelas :2D
    Nim :19110029

    BalasHapus
  60. Nama :Ellen Oktaviana
    Kelas :2D
    Nim :19110029

    BalasHapus
  61. Nama : Rizky Agus Putra Pratama
    Kelas : 2C
    NIM : 19110074

    BalasHapus
  62. Terimakasih pak atas materinya, sudah saya baca dan saya pelajari.

    Dita Hermaliana/ 19110022 / 2D

    BalasHapus
  63. Nama : soffia nindia eka putri
    Nim : 19110106
    Kelas : 2c

    BalasHapus
  64. Nama: Siti komariyah
    NIM: 19110082 (2D)

    BalasHapus
  65. Nama : Hadi Satria Adil Wicaksana
    Kelas : 2D
    NIM. : 19110038

    BalasHapus
  66. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  67. Mama : Djuari
    Nim : 19110024
    Kelas : 2D

    BalasHapus
  68. Nama : Luky Suhendra Ardiansyah
    Nim : 19110048
    Kelas : 2-D

    BalasHapus
  69. Muhammad Husnut Taufiq /18110144/4E

    BalasHapus
  70. Muhamad Fatchur Hidayat / 18110141 / 4E

    BalasHapus

  71. Vince Evita D.A.P.C /18110157/4E

    BalasHapus
  72. Desyani Nadiya / 18110128 / 4E

    BalasHapus
  73. Nama : Djuari
    Nim : 19110024
    Kelas : 2D

    Bagaimana cara membuat karangan kata" yang bagus pak untuk memahami isinya

    BalasHapus
  74. Nama : M. KURNIAWAN MAULIDIN
    NIM : 191100051
    Semester : 2-D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah #BINDONESIA pt.13

Sebagaimana  penulisan  karya ilmiah  pada umumnya, dalam penulisan karya ilmiah hukum terdapat etika yang memuat berbagai norma pembatas yang harus diperhatikan serta dipegang teguh oleh mahasiswa ketika menulis karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang dipergunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Penulisan  karya ilmiah  hukum harus dilakukan secara jujur dengan menyebutkan sumber rujukan atau hasil pikiran orang lain yang dikutip dan dimasukkan dalam  bagian karya ilmiahnya . Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber, misalnya tabel, model dan skema, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Pengutipan bahan atau hasil pikiran orang lain yang tidak disertai dengan menyebut sumbernya yang diakui sebagai hasil pikirannya sendiri dapat dinyatakan sebagai perbuatan plagiat Oleh karena itu, k...

Penulisan Surat #BINDONESIA pt.14

A. Pengertian Surat Surat adalah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi). Dengan surat seseorang bisa menyampaikan informasi kepada pihak lain. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan, atau laporan. B. Fungsi Surat Dalam beberapa hal, kebutuhan manusia seringkali berhubungan dengan sesama pihak lain dilakukan melalui sarana secara tertulis. Fungsi surat: 1. Surat sebagai alat komunikasi Surat dijadikan sebagai alat penyampai informasi dari penulisnya kepada pembaca/penerimanya. 2. Surat sebagai wakil penulis Dalam hal ini penulis tidak perlu langsung bertatap muka dengan orang yang dituju untuk menyampaikan informasi melainkan diwakili oleh surat. 3. Surat sebagai alat untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Berkomunikasi dengan surat berarti tidak bertatap muka, jadi berkomunikasi dengan surat dapat dilakukan dari jarak jauh. 4. Surat sebagai Otak Tata Usaha Pen...

Strategi Penetapan Harga Bisnis Internasional

  1.      STRATEGI MENETAPKAN HARGA GLOBAL Strategi menetapkan harga yang efektif untuk pasar internasional adalah strategi yang dipengaruhi oleh persaingan dan biaya dalam mengambil keputusan menyangkut harga. Harga kompetitif hanya dapat ditentukan dengan meninjau tingkat harga produk pesaing dan produk pengganti di pasar sasaran. Seperti yang akan kita diskusikan kali ini. Salah satu cara terbaik untuk memperoleh informasi ini adalah mengunjungi pasar itu sendiri. Setelah tingkat harga ini ditetapkan harga dasar dapat ditentukan. Empat langkah yang menentukan harga dasar adalah : menetapkan elastisitas harga dari permintaan. Permintaan yang tidak fleksibel memungkinkan harga yang lebih tinggi. buat perkiraan biaya tetap dan biaya variabel dari proses manufaktur dengasn volume penjualan yang diproyeksikan. Biaya adaptasi produk harus diperhtiungkan. tetapkan semua biaya yang berhubungan dengan program pemasaran. pilih harga yang memberikan marjin kontribusi pa...