Dalam kehidupan sehari-hari kita
kerap kali menghadapi masalah, peristiwa dan pilihan yang mengharuskan diri
kita untuk dapat memahami, menghadapi serta mencari solusi. Dengan tujuan
mencari jalan keluarnya. Disini peran penalaran kita butuhkan dalam pencapaiannya.
Sebab dengan penalaran kita dapat mengetahui cara atau tahapan dalam proses
pemahaman dan penarikan kesimpulan sehingga menghasilkan sebuah informasi yang
sebelumnya kita tidak ketahui. Di dalam proses penalaran kita juga telah
merasakan proses berfikir secara induktif yang merupakan cara berfikir dimana
dalam menarik suatu kesimpulan dimulai dari yang bersifat umum dari berbagai
kasus ke yang bersifat individual. Sedangkan berfikir deduktif yaitu cara
berfikir dalam rangka menarik kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus (individual) kemudian dilanjutkan
dengan pernyataan bersifat umum. Yang dimana fungsi dari proses tersebut
amatlah dibutuhkan pada saat kita menarik kesimpulan.
1. Pengertian
Penalaran Ilmiah
Adalah
suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, atau petunjuk
menuju suatu kesimpulan. Dengan kata alur dari pernyataanlain, penalaran
adalah proses berfikir yang sistematis dalam logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan
atau informasi yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan
itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para
ahli (otoritas). Penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan
sebuah karya ilmiah. Mengesampingkan unsur emosi, sentiment pribadi atau
sentiment kelompok. Dan tetap berdasarkan pada keilmuan.
Ciri-ciri Penalaran :
- Adanya suatu pola piker yang secara luas disebut
logika.
- Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis
pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu.
- Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan,
keputusan atau sikap yang baru.
- Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan
teori yang telah diperoleh.
Tujuan Penalaran
Tujuan
dari penalran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang
kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Ada dua jenis metode penalaran
secara umum :
1. Penalaran
Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah
suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu
sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu
kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian
pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
1. Dasar pemikiran utama (premis
mayor)
2. Dasar pemikiran kedua (premis
minor)
3. Kesimpulan
Jenis penalaran
deduktif yaitu:
1) Silogisme
Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
2) Silogisme Hipotesis =
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis.
3) Silogisme
Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
4) Entimen = Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA
kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis minor : Bob
adalah siswa kelas X SMA
Kesimpulan :
Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi
· CONTOH PARAGRAF
DEDUKTIF
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa
pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis.
Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada
sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam
sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu"
memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang
terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair
besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945.
Penarikan kesimpulan deduktif
dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak langsung.
A. Penarikan
simpulan secara langsung
Simpulan
secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis
yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung :
1. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua manusia mempunyai
rambut. (premis)
Sebagian yang mempunyai rambut
adalah manusia. (simpulan)
2. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh: Semua pistol adalah senjata
berbahaya. (premis)
Tidak satu pun pistol adalah
senjata tidak berbahaya. (simpulan)
3. Tidak satu pun S adalah P.
(premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun gajah
adalah jerapah. (premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah.
(simpulan)
4. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P.
(simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S.
(simpulan)
Contoh: Semua kucing adalah
berbulu. (premis)
Tidak satu pun kucing adalah tak
berbulu. (simpulan)
Tidak satu pun yang tak berbulu
adalah kucing. (simpulan)
B. Penarikan
simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan
simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua
premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah
premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat
khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan
penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
- Semua manusia akan
mati
- Ani adalah manusia
Jadi, Ani akan mati. (simpulan)
- Semua manusia
bijaksana
- Semua dosen adalah
manusia
Jadi, semua dosen bijaksana.
(simpulan)
2. Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
- Proses fotosintesis
memerlukan sinar matahari
- Pada malam hari tidak
ada sinar matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada
proses fotosintesis.
- Semua ilmuwan adalah
orang cerdas
- Anto adalah seorang
ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.
Jadi, dengan demikian silogisme
dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat
dijadikan silogisme.
2. Penalaran
Induktif
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum.
Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta
peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
Bukti 1 : logam 1 apabila
dipanaskan akan memuai
Bukti 2 : logam 2 apabila
dipanaskan akan memuai
Bukti 3 : logam 3 apabila
dipanaskan akan memuai
Kesimpulan: Semua logam apabila
dipanaskan akan memuai.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
1.
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
2.
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
3.
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
4.
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
5.
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph
6.
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
7.
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus
8.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
Jenis Paragraf Induktif :
· Generalisasi
· Analogi
· Klasifikasi
· Perbandingan
· Sebab
akibat (terbagi menjadi tiga jenis)
- Sebab akibat
- Akibat sebab
- Sebab akibat 1 akibat 2
Pengertian Paragraf Generalisasi
Kata kunci: “General = umum”
Generalisasi adalah
penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup
dan dapat mewakili
Contoh Paragraf Induktif
Generalisasi
Setelah karangan anak-anak kelas 3
diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak
yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai
kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang. A.S. Broto (ed.)
Pengertian Paragraf Analogi
Analogi adalah
penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh Paragraf Induktif Analogi
Sifat manusia ibarat padi yang
terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian,
kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu
pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi
itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat
Paragraf
hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta
khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh Paragraf Induktif Sebab
Akibat
Kemarau tahun ini cukup panjang.
Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di
samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk
yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan
pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu
gagal.
Pengertian Paragraf Akibat Sebab
Paragraf hubungan
akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi
akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh Paragraf Induktif Akibat
Sebab
Hasil panen para petani di Desa
Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum
berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh
dengan baik.
Bukan itu saja, pengairan pun tidak
berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan
aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani
dalam pengolahan pertanian.
Pengertian Paragraf Sebab Akibat 1
Akibat 2
Dalam paragraf hubungan
sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian
seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Contoh Paragraf Induktif Sebab
Akibat 1 Akibat 2
Baru-baru ini petani Cimanuk gagal
panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng. Peristiwa ini menelan
kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar
seperti Jakarta dan Bandung terganggu.
Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara
Deduktif dan Induktif)
Metode berpikir pendekatan
ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir deduktif dengan cara
berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu
hipotesis.
Misalkan seorang siswa yang apabila
sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang
banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara
deduktif, akan disimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat
lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa seorang
siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat
lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang
dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudian secara
induktif kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung
atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.
Salah Nalar
Salah nalar (reasioning atau
logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan. Salah tafsir dapat terjadi
karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan
otoritas yang berlebihan.
Yang termasuk penalaran ilmiah
adalah
Penulisan ilmiah, yaitu
suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan
uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan, atau informasi yang berasal dari
kata primer dan atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran
tertentu. Informasi yang berasal dari data primer, yaitu didapatkan dan
dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner,
wawancara, pengamatan/observasi. Dapat juga dari informasi sekunder, yaitu
telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen
(laporan), hasil penelitian, jurnal, majalah, maupun buku.
karya tulis ilmiah, yaitu tulisan
yang didasari oleh pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang
tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggung jawabkan kebenerannya.
Atas dasar itu, sebuah karya ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1) Isi kajiannya berada pada
lingkup pengetahuan ilmiah.
2) Langkah pengerjaannya
dijiwai atau menggyunakan metode ilmiah.
3) Sosok tampilannya sesuai
dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
2. Proposisi
Adalah pernyataan tentang
hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain,
proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya, kalimat perintah, kalimat
harapan, dan kalimat inversi tidak dapat disebut
proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut
proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah
bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4
kriteria, yaitu berdasarkan :
1. Berdasarkan
Bentuk
Berdasarkan bentuk dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
a. Tunggal adalah
proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung
satu pernyataan.
Contoh :
Semua petani harus bekerja keras.
Setiap pemuda adalah calon pemimpin
b. Majemuk atau jamak adalah
proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
Semua petani harus bekerja keras
dan hemat.
Paman bernyanyi dan menari.
2. Berdasarkan
Sifat
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat
dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu :
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan
predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
Semua kursi di ruangan ini pasti
berwarna coklat.
Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah
proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan
predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional : Jika
hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional
hipotesis : Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional
disjungtif : Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
3. Berdasarkan
Kualitas
Proposisi ini juga dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
A. Positif (afirmatif) : proposisi yang membenarkan adanya persesuaian
hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
Semua dokter adalah orang pintar
Sebagian manusia adalah bersifat
sosial
B. Negatif : proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat
tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
Semua harimau bukanlah singa
Tidak ada seorang lelaki pun yang
mengenakan rok
4. Berdasarkan
Kuantitas
proposisi dapat
dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1) Umum : Predikat proposisi
membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
Semua gajah bukanlah kera
Tidak seekor gajah pun adalah kera
2) Khusus : predikat proposisi
hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
Sebagian mahasiswa gemar olahraga
Tidak semua mahasiswa pandai
bernyanyi
4. Inferensi dan
Implikasi penalaran ilmiah
Definisi inferensi
Inferensi adalah
tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang
diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai
idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika. Inferensi
manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan).
Jenis-jenis Inferensi
1. Inferensi
Langsung : Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu
premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang
ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh Inferensia Langsung :
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
(Dari premis tersebut dapat kita
lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi
setahun yang lalu tidak mati).
2. Inferensi
Tak Langsung : Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua atau
lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar
penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh Inferensi Tak Langsung :
A : Saya melihat ke dalam kamar
itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Inferensi yang menjembatani kedua
ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : kamar
itu memiliki plafon.
Implikasi
Pada dasarnya implikasi bisa
kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil
suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah
tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, implikasi bisa
dilihat. Apabila dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya
"A", "Manusia itu bernafas". Maka "Manusia itu
bernafas" yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya,
dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang diajar dengan metode
"A" lebih kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.
Dengan demikian, dengan menggunakan metode belajar "A" kita
bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan juga memiliki skill yang
baik. Setelah itu perlu juga untuk dihubungkan dengan konteks penelitian yang
telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas berapa? seperti apa karakteristik
sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah, memang sudah seharusnya
implikasi penelitian dilakukan secara spesifik layaknya karakteristik di atas.
5. Wujud Evidensi Penalaran
Ilmiah
Unsur yang paling penting
dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya
evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu
kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan dan penegasan.
Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan
apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam wujud yang paling rendah
evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau
informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
6. Cara Menguji Data Penalaran
Ilmiah
Data dan informasi
yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu
diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang
merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara
yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
a. Observasi (metode
pengamatan langsung) : metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung
di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat, melainkan juga merekam, menghitung,
mengukur, dan mencatat kejadian-kejadian yang ada.
b. Kesaksian : Keharusan
menguji data dan informasi, tidak selalu harus
dilakukan dengan observasi. Kadang-kadang sangat sulit untuk mengharuskan
seseorang mengadakan observasi atas obyek yang akan dibicarakan. Kesulitan itu
terjadi karena waktu, tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi
hal itu penulis atau pengarang dapat melakukan pengujian dengan meminta
kesaksian atau keterangan dari orang lain, yang tidak mengalami sendiri atau
menyelidiki sendiri persoalan itu.
c. Autoritas : Cara
ketiga yang dapat dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun
evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni
pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu
dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian
memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka dalam bidang itu.
Cara Menguji Fakta
a. Konsistensi : Dasar
pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai
evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai
tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten,
tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain.
b. Koherensi : Dasar
kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat
dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan
dipergunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman
manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis
menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, ia harus meyakinkan pembaca bahwa
karena pembaca setuju atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang
menemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain,
yaitu konklusinya.
Dewasa ini, siswa-siswa sekolah
menengah atas bahkan sudah diberi pengajaran dasar untuk menulis karya ilmiah
yang bagus. Tujuannya adalah agar para siswa ini tidak mengalami kesulitan
nanti jika sudah waktunya mengerjakan karya ilmiah yang lebih serius untuk
perguruan tinggi. Kondisi akademis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terus membutuhkan peneliti-peneliti muda juga turut memperkuat urgensi ini.
Nah, kali ini kami akan menyajikan
cara yang benar untuk membuat kerangka dan struktur katya ilmiah. Simak
penjelasan di bawah ini.
- Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Kerangka karangan adalah susunan
rencana atau skema kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau
tulisan yang akan kita tulis atau bahas, rancangan sistematis dari
pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan.
Bisa dibilang, membuat kerangka
karangan adalah salah satu metode dalam pembuatan karangan berupa pemetaan
topik kedalam sub-sub topik yang nantinya dipecah lagi kedalam sub-sub topik
yang lebih terperinci. Adanya kerangka karangan akan membuat tulisan lebih
teratur, memudahkan tahapan pencarian referensi lanjutan, dan tentunya,
menghindarkan kita dari bahaya menuliskan bahasan yang sama dua kali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum mulai membuat kerangka karangan adalah:
- Merumuskan tema dan menentukan judul karya
ilmiah. Pastikan kita memilih tema dan materi yang kita
kuasai dan, kalau mungkin, kita senangi. Setelahnya, pilihlah judul yang
singkat namun menarik.
- Memastikan bahan referensi. Kita
harus sudah memiliki bayangan di mana saja kita bisa mendapatkan sumber
informasi, rujukan, dan sampel untuk penelitian kita. Karena penelitian
tanpa data sokongan yang kredibel tidak bisa disebut sebagai karangan
ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
- Memiliki rancangan dasar. Walaupun
begitu rinci, kita harus sudah memiliki jawaban-jawaban dari pertanyaan
bayangan atas apa yang akan kita teliti. Hal ini kembali ke
pertanyaan-pertanyaan dasar karya ilmiah; seperti sebutlah, kita akan
mengadakan penelitian tentang penggunaan kompor gas di antara kaum ibu-ibu
di Desa Sumberwudi, Kecamatan Lamongan. Pertanyaan yang harus dijawab
adalah: Apa? Jawabannya yakni penggunaan kompor
gas. Siapa? Penggunanya, dalam hal ini adalah target
penelitian, yaitu kaum ibu-ibu. Di mana? Di Desa
Sumberwudi Kecamatan Lamongan. Mengapa? Karena di daerah
pedesaan yang masih berada di tepian hutan, beberapa orang masih suka
menggunakan tunggu berbahan bakar kayu. Kapan? Rentang
penelitian kita termasuk menanyakan sejak kapan seorang pengguna tunggu
kayu beralih ke kompor gas, atau sebaliknya. Bagaimana? Cara
untuk mengetahuinya adalah kita mendatangi setiap rumah di sana dan
mengadakan wawancara.
- Mulai menulis struktur. Baru
setelah kita yakin, kita bisa beralih ke langkah selanjutnya, yaitu
merancang struktur atau kerangka karya ilmiah kita.
- Pembuatan Struktur dan Kerangka Karya Ilmiah
Pada dasarnya, sebuah struktur dan
kerangka karya ilmiah masih terbagi menjadi dua jenis tergantung pada jenis
metodologi penelitian yang kita ambil. Dua ragam itu adalah:
1.Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian ini lebih
menitikberatkan pada pengujian teori dan berkaitan dengan permasalahan
penelitian dalam lingkup ruang berpikir yang tertuang dalam wujud hipotesis
penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif bisa melalui survei
dan eksperimen.
Kerangka penelitian kuantitatif
memiliki struktur sebagai berikut:
Judul Penelitian
I. Pendahuluan
- Latar Belakang
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan Umum Penelitian
- Manfaat Penelitian
II. Landasan Teori, Kerangka
Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis
- Deskripsi Teori
- Penelitian yang Relevan
- Kerangka Berpikir
- Hipotesis Penelitian
III. Metode Penelitian
- Tujuan Khusus Penelitian
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Variabel Penelitian
- Metode Penelitian
- Teknik Pengambilan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Deskripsi Data Hasil Penelitian
- Pengujian Persyaratan Pengolahan Data
- Pengujian Hipotesis
- Interpretasi dan Pembahasan
V. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
- Kesimpulan
- Implikasi
- Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
- Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif bisa juga
disebut penelitian naturalistik, dan acuannya lebih banyak terletak pada
konteks penemuan (context of discovery). Hasil dari penelitian
kualitatif lebih banyak dimaksudkan untuk menemukan sesuatu yang bisa dijadikan
hipotesis bagi penelitian selanjutnya. Struktur penelitian dengan meode
kualitatif adalah:
Judul Penelitian
I. Pendahuluan
- Latar Belakang dan Alasan Permasalahan
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
II. Landasan Teori
III. Metodologi Penelitian
- Pemilihan Lokasi, Subyek Penelitian, dan
Penjajakan Awal
- Strategi dan Teknik Penelitian
- Pengumpulan dan Penentuan Data
- Analisis Data
- Logika dan Jadwal
IV. Rencana Pemeriksaan Keabsahan
Data
- Triangulasi
- Audit Trail
V. Hasil Penelitian
- Deskripsi Data
- Analisis dan Interpretasi Data
- Klarifikasi dan Konfirmasi dengan Teori
VI. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
Ketelitian dan kecermatan adalah
hal yang sangat dibutuhkan dalam membuat karya tulis ilmiah. Sebab itu,
mulailah memerhatikan hal-hal dasar seperti struktur dan kerangka seperti
paparan kami kali ini. Semoga banyak membantu. Akhir kata, selamat berkarya.
Nama: Valentino Andre Syahputra
BalasHapusNim:19110096
Nama : Anggun Fradila
BalasHapusNIM : 19110009
Semester : 2-D
nama: serlin risvandi sari
BalasHapusnim: 19110079
kelas: 2C
Nama : Silvia Anggraeni
BalasHapusNIM : 19110081
Kelas 2D
Nama : Tatiana Dwi Lestari
BalasHapusNIM : 19130092 (Transfer)
Kelas : 2C
Pertanyaan : Pak, bagaimana cara mentukan Trianggulasi Data dan Audit Trail dalam Tehnik Keabsahan Data di dalam penelitian kualitatif ?
BalasHapusNama : Fernanda Ardiansyah
Kelas : 2 D
Nim : 19110034
Nama: Andina Yulianti
BalasHapusNIM: 19110007
Semester: 2B
Nama : Nabilah Aulia Belqis
BalasHapusNIM : 19110063
Semester 2A
Nama: Edi Purwanto
BalasHapusNIM: 19110026
Semester:2C
Nama : Jovita Kusumaningtyas
BalasHapusNIM : 19110045
Kelas : 2 C
Pertanyaan : Contoh Keabsahan data Audit Trail itu seperti apa ya pak?
Nama : Fitri Amalia
BalasHapusNIM / Kelas : 19110036 / 2C
Nama : Harry santoso
BalasHapusKelas. : 2-B
Nim. : 19110039
Nama : Emanuel Silvester N.D
BalasHapusKelas : 2-D
NIM : 19110031
Nama : Rieffa Nur Rochma
BalasHapusKelas : 2C
NIM : 19110071
Pak contoh analisi dan interpretasi data itu yang kayak gimana ya pak?
Nama : Bambang irawan
BalasHapusKelas : 2 - D
Nim : 19110015
Nama : ivathurrochmah
BalasHapuskelas : 2-C
Nim : 19110043
Nama: Nanda Aira Nur Anisa
BalasHapusKelas: 2A
Nim: 19110064
Nama : Rendy aji saputra
BalasHapusNim : 19110069
Kls : 2-D
Nama : Reynaldi Firstyananda Eppata
BalasHapusNim : 19110079
Kelas : 2D
Nama : Chintya Dwi D P
BalasHapusKelas / NIM : 2C / 19110102
Pak penalaran jenis apakah yang lebih efektif dan efisien untuk dilakukan dalam proses audit keuangan?
Nama : Muhammad fariz ardiansyah
BalasHapusKelas : 2-C
NIM : 19110060
Nama : Irvania pramuswari
BalasHapusNIM : 19110042
Semester : 2B
Nama : Reynaldi Firstyananda Eppata
BalasHapusKelas : 2D
Nim : 19110070
Nama: Lilik Kurniawati
BalasHapusNIM: 19110047
Semester: 2C
Nama : Danu Rahmat Manunggal
BalasHapusKelas : 2C
NIM : 19110017
Nama: Nuris shobah
BalasHapusNim : 19110068
Semester 2D
Nama: Yohanes Deo Krisna Anugrah
BalasHapusKelas: 2C
NIM: 19110097
Nama : Noer Rohmah Diah A'yuni
BalasHapusNim : 19110066
Semester : 2 - D
Nama : Dyah Nita Nuraini
BalasHapusNIM : 19110025
Semester : 2-D
Nama : Fernando Cornilus Tortet
BalasHapusNIM : 19110035
Semester : 2C
Nama : M Rizqi Santoso
BalasHapusKelas : 2D
Nim : 19110053
Nama : Novia Nur Handayu
BalasHapusNim : 19110067
Semester : 2 - D
Nama : Adam Kumambong
BalasHapusKelas : 2A
NIM : 19110001
Nama :Febriyanti Tirtana
BalasHapusNim: 19110094
Semester: 2-D
Nama : Miftahul Janah
BalasHapusNim : 19110056
Semester : 2-D
Nama : Tarisya Dinda Oktaviani
BalasHapusNIM : 19110084
Kelas : 2 - B
BalasHapusNama: Fachrul Fauzi
Kelas: 2-D
Nim: 19110033
Nama: Bagas Ramadhani Putra Prasetya
BalasHapusKelas: 2B
NIM: 19110013
M.Masychur Chisyam Al-Chudri
BalasHapus19110062
Semester 2-B
Nama : Arya Diva Crisviyan
BalasHapusKelas : 2-B
Nim : 19110010
Nama: Ardiansyah Aji Saputra
BalasHapusKelas:2B
NIM:19110110
Nama : Zalza Galathea Y.S
BalasHapusNIM : 19110099
Semester 2A
Nama: Maulidia Silfia
BalasHapusNIM: 19110107
Kelas: 2C
Nama : Emanuel Silvester N.D
BalasHapusNim : 19110031
Kelas: 2-D
Nama : Vani Putri pradana
BalasHapusNim : 19110086
Kelas 2-D
Nama:fery Andrianto
BalasHapusNim:161011389
Kelas:2d
Nama : Aditia Prayuda Kusuma
BalasHapusNim : 19110003
Kelas : 2A
Nama : M. Husnul Khuluq
BalasHapusNIM : 19110061
Kelas : 2B
Nama : Helena Theodora
BalasHapusNIM : 19110111
Kelas : 2B
Nama : Sarah Jamil
BalasHapusNim : 19110078
Kelas : 2B
Nama : Talitha Zahrah Adnindia
BalasHapusKelas : 2D
NIM : 19110083
Nama : Shevandrio Alsyabilah B.P
BalasHapusNIM : 19110080
Kelas : II-B
Nama : Masrifat Hidayat
BalasHapusNIM : 1911054
Kelas : 2a
Nama: Nathasya Amanda
BalasHapusNIM: 19110065
Kelas: Semeseter 2-C
Nama : Dika Via Ardana
BalasHapusKelas : 2D
NIM : 19110020
Nama : Firman bagus alfaris
BalasHapusSemester 2D
Nim 19110115
Nama : Salsabila R. Hakim
BalasHapusSemester 2B
Nim 19110077
Nama : Fahmi abdillah
BalasHapusKelas : 2D
Nim : 19110032 .
Nama :Ellen Oktaviana
BalasHapusKelas :2D
Nim :19110029
Nama :Ellen Oktaviana
BalasHapusKelas :2D
Nim :19110029
Nama : Rizky Agus Putra Pratama
BalasHapusKelas : 2C
NIM : 19110074
Terimakasih pak atas materinya, sudah saya baca dan saya pelajari.
BalasHapusDita Hermaliana/ 19110022 / 2D
Nama : soffia nindia eka putri
BalasHapusNim : 19110106
Kelas : 2c
Chrisna Aliffiansya
BalasHapus19110016
II-C
Nama: Siti komariyah
BalasHapusNIM: 19110082 (2D)
Nama : Hadi Satria Adil Wicaksana
BalasHapusKelas : 2D
NIM. : 19110038
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMama : Djuari
BalasHapusNim : 19110024
Kelas : 2D
Nama : Luky Suhendra Ardiansyah
BalasHapusNim : 19110048
Kelas : 2-D
Desy rahayu / 18110127 / 4e
BalasHapusMuhammad Husnut Taufiq /18110144/4E
BalasHapusteguh bagus /151011270/4e
BalasHapusMuhamad Fatchur Hidayat / 18110141 / 4E
BalasHapus
BalasHapusVince Evita D.A.P.C /18110157/4E
Desyani Nadiya / 18110128 / 4E
BalasHapusNama : Djuari
BalasHapusNim : 19110024
Kelas : 2D
Bagaimana cara membuat karangan kata" yang bagus pak untuk memahami isinya
Nama : M. KURNIAWAN MAULIDIN
BalasHapusNIM : 191100051
Semester : 2-D
HELENA THEODORA
BalasHapus19110111
2/A
Reza Pratama
BalasHapus(19110098)